PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN BAYAM MERAH (Alternanthera amoena Voss) SEBAGAI ZAT WARNA PADA SEDIAAN PEWARNA RAMBUT
Abstract
Kata kunci : Ekstrak etanol daun bayam merah, Pewarna rambut
References
Agoes, G. (2007). TeknologiBahanAlam. Bandung :Penerbit ITB Press Anonim, 1986, SediaanGalenik, 2-3,
Jakarta, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Agoes, G. (2007). Teknologi Bahan Alam. Bandung: Penerbit ITB Press
Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 2-3, Jakarta, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Ansel, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Ibrahim, F., Edisi IV, Jakarta, Universitas Indonesia Press, 616-617.
Ansel, H C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Ibrahim, F., Edisi IV, 616-617, Jakarta, Universitas Indonesia Press.
Anief, M. (1999). Sistem Dispersi, Formulasi Suspensi dan Emulsi. Yogyakarta: UGM Press. Hal. 107.
Arisandi , Y . dan Adriani ,Y.2008. Khasiat Tanaman Obat. Pustaka Buku Murah. Jakarta
Ansel , H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Ibrahim, F, Edisi IV, Jakarta, Universitas Indonesia Press, 616-617.
Anonimous.2003. Laporan Statistik Pertanian Taanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bandung. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bandung
Bariqina dan Ideawati, (2001). Perawatan dan Penataan Rambut. Yogyakarta: Adi Citra Karya Nusa. Halaman 1-12, 83-86. Claus, E.P. 1961.
Pharmacognosy.Copyright Fourth Edition.Lea & Febiger. Philadelphia Candra, E.,1992.
Candra, E.,1992, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Golongan Flavonoid dari Daun Bayam Merah, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
Difco Laboratorios. (1977). Difco Manual of Dehydrate Culturate Media and Reagent for Microbiology and Clinical Laboritory Procedures. Ninth Edition. Detroid Michigan :pages 32,93
Ditjen POM. 1985. FormulariumKosmetika Indonesia. Jakarta: DepartemenKesehatan RI. Hal. 83-86, 195-197.
Ditjen POM. (2000), Parameter Standart Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.Cetakan Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal 10-11
Depkes RI. (1989). Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta: Direktorat Jenderan Pengawasan Obat dan Makanan.Halaman 194-197.
Formularium Kosmetika Indonesia, Depertement Kesehatan RI, (Hargono dkk, 1986).
Harborne, 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Penerbit ITB. Bandung.
Tranggono dan Latifah, 2007, Buku pegangan Ilmu pengetahuan kosmetik, PT.Gramedia; Ditjen POM,1985.
Wasitaatmadja, 1997, Penuntun Kosmetik Medik, Universitas Indonesia.
Harborne, J.B. 1996. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan. Terbitan Kedua. ITB. Bandung. Hal: 123-129
Irianto, K. 2006, Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2,CV. Yrama Widya. Bandung.
Rukmana, Rahmat. 1994. Bayam Bertanam & Pengolahan Pascapanen. Kanisius Yogyakarta
Supriatna, N. 2007. Bercocok Tanam Sayuran. Azkia Press.Yogyakarta. hal 36
Rahmat Rukaman. 1983. Bayam, Bertanam dan Pengolahan Pasca Panen. Yogyakarta : Kanisius.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 GLOBAL HEALTH SCIENCE (GHS)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.