PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH KEMIRI (Aleurites muloccana) SEBAGAI ANTI BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus

Yuliah Delfaedah

Abstract


Limbah kulit buah kemiri (Aleurites moluccana) merupakan limbah yang selama ini belum pernah di uji kandungan dan manfaatnya. Kemudian dari itu maka saya akan memcoba melakukan penelitian pengujian aktivitas antibakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus terhadap limbah kulit buah kemiri. Untuk membuat skrining fitokimia limbah kulit buah kemiri dan Untuk mengetahui daya hambat ekstrak kulit buah kemiri terhadap terhadap bakteri Escherichia coli (gram negatif) dan bakteri Staphylococcus aureus (gram positif). Penelitian dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan pencadang kertas, media yang digunakan Muller Hilton Agar dengan pengamatan yang dilakukan adalah besarnta daya hambat (mm) pada konsentrasi 500 mg/ml, 400mg/ml, 300mg/ml, 200mg/ml,dan 100mg/ml. Penelitian ini memunjukkan banwa limbah lulit buah kemiri memberikan daya hambat terhadap antibakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Dengan konsentrasi 500mg/ml terdapat daya hambat 13.5mm pada antibakteri Sthaphlylococcus aureus dan 12.0mm pada anti bakteri Escherichia coli, Dengan konsentrasi 400mg/ml terdapat daya hambat 11.7mm pada antibakteri Staphylococcus aureus dan 10.9 pada antibakteri Escherichia coli, dengan konsentrasi 300mg/ml terdapat daya hambat 11.0mm pada antiakteri Staphylococcus aureus dan 10.2mm pada antibakteri Escherichia coli, pada konsentrasi 200mg/ml terdapat daya hambat 10.4mm pada antibakteri Staphylococcus aureus dan 9.8mm pada anti bakteri Escherichia coli, dan pada konsentrasi 100mg/ml terdapat daya hambat 10.0mm pada antibakteri Staphylococcus aureus dan 9.4 pada antibakteri Escherichia coli. Limbah kulit buah kemiri dapat menghambat pertumbuhan antibakteri Escherichia coli dan Staphlococcus aureus.

Kata kunci: Limbah kulit buah kemiri (Aleurites muloccana), Escherichia coli, Staphylococcus aureus.

References


Adam, Syamsunir. 1992. Dasar-dasar Mikrobilogi Parasitisme untuk Perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anief, M. (1999). Sistem Dispersi, Formulasi Suspensi dan Emulsi. Yogyakarta: UGM Press. Hal. 107.

Anjani, C & Suryanto. (2006). Pola penyesuaian perkawinan pada periode awal. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, 8(3), 198-210.

Ansel, H.C., (1989). Pengantar Bentuk sediaan Farmasi. Edisi IV. UI Press. Jakarta. Halaman 96, 147.

Arisandi , Y. dan Andriani, Y.2008. Khasiat Tanaman Obat. Pustaka Buku Murah. Jakarta.

Anief, 1999; Hendradi Dkk, 2000 Bakteri Staphylococcus aureus

Cronquist, A.(1981). An Intergrated System of Clasification of Flowering Plants. New York: Colombia University Press.

Claus, E.P. 1961. Pharmacognosy. Copyright © Fourth Edition. Lea & Febiger. Philadelphia.

Ciesla and Guerrant, 2003 Pengertian staphylococcus aureus dan Escherichia coli

Djauhariya dan Hermani, 2004 Pemanfaatan obat-obatan alami

Dwidjoseputro,1980 Antibakteri

Depkes RI. (1989). Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta: Direktorat Jenderan Pengawasan Obat dan Makanan. Halaman 194-197, 513-520, 536, 539-540, 549-552. Difco Laboratories. (1977).

Difco Manual of Dehydrate Culture Media and Reagent for Microbiology and Clinical Laboratory Procedures. Ninth Edition. Detroit Michigan:pages 32, 93.

Ditjen POM. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI . Halaman 10-11 25

Depkes RI, 2011 Penyakit diare

Depkes RI, 1997 Pembuatan simplisia


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 GLOBAL HEALTH SCIENCE (GHS)

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.